Bojonegoro,Infokitanews.id – Disinyalir terjadi Doble anggaran penyaluran, Program Air Minum Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang menyasar Desa Buntalan, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jatim, tuai sorotan kritis publik.
Menurut salah satu aktivis informasi setempat, Galih, berdasarkan data yang dihimpun ia mendapati adanya kejanggalan penyerapan APBDes Buntalan. Pasalnya, di tahun 2020 Desa Buntalan telah menerima program Pamsimas, namun di tahun anggaran 2023 Pemdes juga menganggarkan untuk program yang sama.
“Tahun 2023 Pemdes kembali menganggrakan untuk kegiatan pengadaan pembangunan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana pemasaran produk, dengan implementasi pembangunan pekerjaan pipanisasi, pemasangan pompa, rumah pompa, listrik yang menyerap anggaran senilai Rp 518.521.000.” Ucapnya, Jumat, 10 Januari 2025.
Tak cukup sampai disitu, Galih menambahkan, pada tahun anggaran 2024 Pemdes Buntalan juga masih menganggarkan untuk program yang sama dengan nilai kurang lebih Rp 300an juta.
Bahkan pada laman penyedia barang dan jasa Pemkab Bojonegoro, dirinya juga mendapati adanya program peningkatan pipanisasi air bersih di Desa Buntalan dengan metode pengadaan langsung yang dikerjakan oleh pihak rekanan CV. WIKA PRATAMA senilai Rp 196.361.200.
“Di tahun 2020 dapat Pamsimas, 2023 ada APBDes 500an Juta, 2024 ada APBDes 300an Juta, masih ada lagi dari Dinas PU Rp 196 juta lebih, ini patut di duga dobel anggaran, sehingga inspektorat perlu mengaudit hal tersebut.” kritiknya,
Menyoal atas hal tersebut, Sujoko, Kepala Desa Buntalan juga mengiyakan ihwal adanya program tersebut, dirinya mengatakan, selain bantuan program Pamsimas dari pemerintah pusat, pihak Pemdes juga mendukung secara In materi maupun materi dengan menganggarkan untuk peningkatan sarana dan prasarana air bersih dari APBDes.
“Pamsimas bantuan tahun 2019-2020, jumlah saluran rumah (SR) hampir 200 pelanggan, dan sudah bisa dimaksimalkan. Dan tahun 2023 kita menganggarkan dari APBDes, untuk prioritas pembangunan menara torn air di lokasi sendang Buntalan, bersamaan dengan dinding penahan sumber air bantuan CSR (red- corporate social responsibility) Pertamina.” Jelas Sujoko melalui komunikasi Whastaap kepada media beberapa hari yang lalu.
Selain 2023 ada penganggaran, lanjut Sujoko, pada tahun 2024 juga ditambahkan anggaran untuk peningkatan pipanisasi jaringan sepanjang 5300 meter lebih, sekaligus fokus pada penyambungan saluran rumah sejumlah 254 pelanggan.
“Tahun 2023 kita menganggarkan fokus menara torn air di sendang Buntalan, 2024 fokus jaringan pipanisasi dan Saluran Rumah, intinya semuanya sudah sesuai desain perencanaan, semua sudah di monitor dari PMD Kecamatan dan tidak ada masalah, nilai anggaranya saya tidak ingat” tandasnya.
Akan tetapi keterangan Kepala Desa tersebut justru nampak berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Sekertaris Desa Buntalan Bodro Sasongko.
Kepada media ini Sekdes Buntalan mengukapkan, dokumen dari laman website Pemkab hanya secara umum, namun secara faktual banyak terjadi perubahan perencanaan dan realisasinya.
“Memang benar yang disampaikan narasumber, tahun 2023 ada penganggaran Rp 300an juta, namun itu secara umum, apalagi ada penyebutan anggaran sampai Rp 500an juta, saya juga kaget, perlu diketahui banyak faktor penyebab berkurangnya anggaran dari perencanan hingga pelaksaanya, dan realisasinya hanya Rp 251 juta.” jlentreh sang empunya pemegang administrasi Desa Buntalan.
Lebih lanjut, menyinggung soal dugaan doble anggaran, Sasongko menerangkan, bahwa tahun 2024 Pemdes menganggarkan dan sudah sepakat untuk pelaksanaan pengerjaan pipanisasi jaringan dan saluran rumah.
Akan tetapi pada waktu itu dirinya keget lantaran bersamaan ada program dari Dinas dengan spesifikasi, pekerjaan pemasangan Listrik PLN, saluran rumah (SR) sejumlah 9KK dan jaringan pipanisasi.
“Awalnya saya juga kaget, anggarannya 196jt, kok pekerjaannya hanya sambungan SR 9KK dan pemasangan Listrik PLN, selebihnya saya kurang faham” pungkasnya.
reporter : Tim