Bojonegoro, Infokitanews.id – Paska mengetahui kabar ihwal harga jual gabah kering di Bojonegoro, Jatim, merosot anjlok diangka Rp 5.100 hinga 5.300 rupiah perkilogram, membuat Eko Wahyudi, salah satu anggota DPR RI dari Komisi IV, Dapil 9, Bojonegoro – Tuban harus turun ke Daerah.
Legislatif yang saat ini duduk di kursi empuk Senayan tersebut, kedapatan tengah melakukan monitoring untuk mencarikan solusi atas persoalan yang dialami para petani di Bojonegoro.
Menurut Eko Wahyudi, ada beberapa faktor penyebab turunnya harga gabah di Bojonegoro, diantaranya seperti minimnya gudang transit gabah dan beras serta alat pemotong gabah (Combi Harvester).
Sehingga persoalan tersebut dinilai Eko Wahyudi, menjadi penyebab utama pihak Bulog kesulitan untuk melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal.
“Kita lihat fakta dan progresnya di lapangan. Meskipun Bulog telah melakukan serapan sekitar 14 juta ton, namun masih ada beberapa titik yang tidak terserap dengan baik.” ucapnya, Senin, 14 April 2025.
Lantaran kemungkinan masih ada sekitar 200 ribu ton gabah dari hasil panen kedua yang perlu diserap, sehingga dalam kurun waktu 20 hari ke depan dirinya meminta Bulog untuk tetap melakukan penyerapan.
“Kita mendorong Bulog untuk menyerap kembali meskipun sudah terserap dan terpenuhi kuotanya.”imbuhnya,
Diakhir perbincangan Eko Wahyudi juga menekankan pentingnya meningkatkan instrumen pengawasan untuk memastikan harga gabah sesuai dengan HPP (Harga Pembelian Pemerintah).
“Instrumen itu bukan hanya Bulog saja, tapi juga bisa pemerintah, APH (Aparat Penegak Hukum), TNI, Polisi. Kita perlu meningkatkan pengawasan untuk melindungi petani.” Pungkasnya.
Reporter : M yasin